Andaikan harus, Aku beranjak pulang
Mestikah ku bawa kerikil - kerikil ini
Ketika kaki, Terpaksa juga melangkah
Mengapa harus luka yang aku tinggalkan
Ratapan, Tak ubah bagai impian
Begitu lembut mengoyak nurani ku
Banyak ingin terbesit di benak ku
Namun semuanya hanyalah bayang - bayang
Engkau adalah aura ku
Namun englau juga air mata ku
Engkaulah hitam ku yang kemarin
Benar - benar hitam ku yang kelam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar