Jumat, 21 Februari 2014

Menggantung Mimpi

ku tatap awan yang bergantungan di langit
mereka menjauh, kerap kali nampak pekat
ku dekati ku tawarkan sumpah bakti
ah, masih saja abu-abu
aku lalu berlari memunguti rintik hujan
hingga berhenti di tengah gurun bara
ku panggil mendung, untuk menutup rembulan
masih saja aku di antara malam
menari di atas bayanganku di balik riak air
pucat biru, aku terpukul mimpiku
ku panggil petir gelegar, untuk membakar darah
darahku, jiwaku, enggan duduk di atas tandu
aku buta tentang esok pagi
tapi terus aku berburu hari ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
PUISI KELAM © Copyright | Template By LASKAR PELAYAN KEGELAPAN |