Sabtu, 16 Maret 2013

harapan kosong

Tetes darah tak percaya telah merubungi setiap jengkal tubuhmu Robekan luka masih menganga telah menggores tegas jiwamu masihkah kau perduli bertahan dalam utopia pembelaan sia sia Indah pada awalnya, namun seperti nyala api, membakar setiap tatap penuh kasih memberimu harapan kosong yang tawarkan nyeri diujung belati mungkin kau terlalu bangga menjelma

Sang Dewi Angkuh Berjubahkan Duri yang telah membatu, beku, di dalam perasaan semu Angkuh adalah saat kau menatap rendah Dari tangga kemenangan kepada yang masih di bawah Sambil meludah Sebelum akhirnya tangga tersebut patah
Namun karena angkuh hanyalah Yang di bawah tidak akan menyanggah Hingga ia terhempas mati dan lelah busuk tetaplah angkuh sampai mayatmu terkubur tanah mungkin kau terasuh bersama kemunafikan merangkak tinggi dengan kesombongan merotasi kendali dari setiap siklus mimpi kau melihat tapi buta kau mendengar tapi tuli kau bersuara tapi bisu tak pernah bisa bedakan benar dan salah walau ereksi telah memaksamu memuntahkan darah inikah masa depan yang selalu kau bicarakan tentang surga walau hanya sebatas angan hanya omong kosong segalanya ketika hegemoni hitamkan hati dalam diri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
PUISI KELAM © Copyright | Template By LASKAR PELAYAN KEGELAPAN |