Sabtu, 23 Maret 2013

Catatan hitam

Pedih menapaki jalanan tajam
Perih menatap hamparan kabut kelam
Sakit merasakan derita yang tak kunjung hilang
Lelah menanti secercah cahaya yang tak pernah datang

Akankah ini semua akan berakhir
Menunggu sisa-sisa nafas terakhir
Tapi, apakah akan berakhir tanpa ada cahaya
Tanpa ada penyatuan hati bagian hidup

Ah sudahlah...Biarlah...
Sudah cukup semua ini dirasakanm, aku harus meninggalkan
Menghitamkan hati, menutup jiwa, hingga
Tak terlihat, tak terasa, sampai raga sudah terpendam di jiwa

Puisi hitamku

Hitam...... 
Gelap......
 
Pekat......

Itulah duniaku....
Tak ada cahaya,tak ada harapan
Kabut menggumpal di sekeliling dan terasa dingin
Aku kesepian dan tenggelam dalam amarah berkepanjangan
Dendam berkobar membakar jiwaku 
Dan kepahitan tersendat di tenggorokanku


Aku begitu benci pada semua 
Semua yang hidup dan semua yang bernafas

Ingin ku hancurkan saja semua yang tersisa
Dan ku lumat dalam kemarahan

Karena semua yang tampak amat menyakitkanDan yang kudengar membuat darahku mendidih
Semua yang tampak 
Adalah hitam

Dan tiada harapan

Sungguh, tiada gunanya lagi hidup
Yang hancur,biar hancur sekalian 

Karena
Apalah artinya hidup
Bila hidup Hanya menunggu mati

Sinarmu tak seterang dulu


Sepintas bayangan jiwamu melambai dari hidupku
Saat aku berlari mengejar bayanganmu
Mencoba untuk mengulurkan tanganmu
Tapi cahaya sinarmu tak seterang dulu

Menjadikan harapan yang tak pasti ku rindu 
Kini hanya sepi yg menyelimuti hariku
Jiwaku mati dari kehampaan hidupmu
kemana ku benamkan keresahanku
Dalam kesunyian jiwa ragaku

Kehadiranmu dulu hanyalah memberikan goresan luka tajam dalam hidupku
Tak ku sangka sinar cahaya bulan kini menjelma mnjadi bayangan kelabu
Skarang diriku hanyalah gumpalan yg tak bermakna bagimu
Selalangkah demi selangkah ku mulai damaikan jiwaku
Mencoba berjalan tanpa sinar cahayamu


By : Bayu Berdarah Hitam Kebencian

Kepergianmu


Tak ku sangka kau membawa pergi mimpi indahku
Kau sisakan puing puing kehancuran di jiwaku
Kini hanya keheningan yang melekat pada tubuhku
Rasa hancur kian membara saat jiwamu melangkah pergi dariku

Jasadku kini tercampak kan oleh luka yang kau buat,
jiwa ini merintih kepedihan karna luka yang kau beri
ku coba menatap bulan dan berharap masa lalu kian datang
Kenyataan tak berpihak kepada diriku 
kini ku bentangkan kesendirianku dalam ruang gelap jiwaku
Rasa hancur telah menyelimuti raga kosongku 

Hamparan jiwa kini tak bisa berdiri kokoh
Saat menitku kini ku terjebak dalam himpitan jiwa ragamu
Rasa sesal kini menjadi teman dalam hariku
Kini saatnya ku harus berlari dari bayangan semu
Merelakan kepergianmu
Selamat jalan mimpi hilangku
Semoga kau bahagia dengan yang baru


By : Bayu Berdarah Hitam Kebencian

Sabtu, 16 Maret 2013

lingkaran hitam

Aku lelaki..
Hina tercaci dunia, Termaki langit, Terdampar dlm lingkar hitam kesesatan..

Lama sudah ku hidup, Tanpa sedikitpun esa-MU ku dekap, Segudang dosa yg menumpuk di diri, Menjerat langkahku menjauh dari suci-MU, Ya Allah ya Tuhanku..

Ku sesali semua tingkahku d masa lalu, Kini ku kembali mengetuk pintu maaf-MU atas semua khilaf yg menerpa diri, Ya Allah ya Tuhanku..

Berikan hamba-MU jalan dlm ratapku mencari pintu maaf- MU Berikan ku ruang dlm sesalku bersujud memohon ampunan-MU,atas semua khilafku..

kegelapan abadi

Kegelapan abadi yang menjelang
Semakin membelenggu tirai nurani
Seakan cahaya enggan menembus kelamnya
Tergoreskan sebuah luka dalam dada
Kemana cahaya kehidupan kini?
Apakah ia hilang dalam gelap yang abadi?
Apakah ia terhempas angin kehampaan?


Tanpa ia diriku tak berarti
Resah jiwa ku, tenggelam dalam kesedihan
Jiwaku kini merintih, rasakan kepedihan
Jasadku telah mati, tak kuasa menahan siksa
Tertunduk dalam kegelapan abadi

kelam


Sunyi, Sepi, Kosong..
Perasaan yang seolah melekat dijiwaku
Perasaan yang terus menghantui di kala gelap malamku
Perasaan yang sepertinya enggan pergi dariku
Perasaan yang secara perlahan membunuh jiwaku
Perasaan yang mulai mematikan rasaku.
Aku tak dapat mengontrolnya
Aku pun tak dapat melawannya
Seberapa usahaku tuk mengenyahkannya
Seakan rasa itu telah menguasai diriku yang lemah ini

Kesepian, kehampaan
Seiring bergantian mendatangi hariku yang kelam
Tanpa ku tahu sebabnya
Ingin sekali rasanya aku lepas dari kegundahan ini
Ingin sekali rasanya menang melawan kesedihan ini
Dan menggantikan semua dengan kebahagiaan
Sehingga hati aku peka akan rasa bahagia
Tapi semakin aku mencoba, aku tak mendapatkannya
Relungku berteriak, Mengapa….
Mungkin memang waktu yang belum berpihak kepadaku
Namun tetap ku yakin semua akan indah pada waktunya… 

wahai kegelapan

kutuliskan syair tanpa nada dalam singgasana kegelapan tentang siksa dan penderitaan tentang darah, kematian dan kehidupan kekal..

kala hati tak lagi merasakan keindahan di saat jiwa terbelenggu sepi,puisi ku terus mencipta bait-bait hitam di antara tarian pena yg menggores lembut di sanalah kutelusuri kisah- kisah menyakitkan...

Wahai kegelapan..

Kupanggil kau dengan jiwaku..

Sang pemilik symbol kelam..

Kutitipkan cinta padamu untuk dirinya..

Yang tersembunyi dibalik coretan kelamku..

Wahai kegelapan..

Kusandarkan jiwaku padamu..

Untuk kubisikkan permintaan kecil padamu..

Tentangcinta tanpa perkataan..

Tentang sikap yang mewakili setiap ucapan..

harapan kosong

Tetes darah tak percaya telah merubungi setiap jengkal tubuhmu Robekan luka masih menganga telah menggores tegas jiwamu masihkah kau perduli bertahan dalam utopia pembelaan sia sia Indah pada awalnya, namun seperti nyala api, membakar setiap tatap penuh kasih memberimu harapan kosong yang tawarkan nyeri diujung belati mungkin kau terlalu bangga menjelma

Sang Dewi Angkuh Berjubahkan Duri yang telah membatu, beku, di dalam perasaan semu Angkuh adalah saat kau menatap rendah Dari tangga kemenangan kepada yang masih di bawah Sambil meludah Sebelum akhirnya tangga tersebut patah
Namun karena angkuh hanyalah Yang di bawah tidak akan menyanggah Hingga ia terhempas mati dan lelah busuk tetaplah angkuh sampai mayatmu terkubur tanah mungkin kau terasuh bersama kemunafikan merangkak tinggi dengan kesombongan merotasi kendali dari setiap siklus mimpi kau melihat tapi buta kau mendengar tapi tuli kau bersuara tapi bisu tak pernah bisa bedakan benar dan salah walau ereksi telah memaksamu memuntahkan darah inikah masa depan yang selalu kau bicarakan tentang surga walau hanya sebatas angan hanya omong kosong segalanya ketika hegemoni hitamkan hati dalam diri

jiwaku kelam

Aku hanya bisa diam
Disaat semua orang mencaci ku, menertawai ku
Saat semua orang membenci ku dan menjauh dari ku
Di setiap aku akan bangun kenapa kau selalu menjatuhkan ku 
Menghancurkan kehidupan ku, mempermalukan ku

Aku hanya bisa diam
Disaat semua asa yang aku genggam kini hilang dengan perlahan
Pergi jauh meninggalkan angan
Semuanya telah hilang tanpa sedikitpun disisakan harapan
Memaksa ku untuk berjalan merangkak menggapai cahaya

Kini aku menyesal, kenapa aku harus dilahirkan
Tanpa teman tanpa harapan
Hanya sendiri disini bersama sunyi




hatiku kini hitam

Mengapa hari begitu kelam 
Di saat engkau tak lagi dekat..?
Tertinggal bayang yang selalu menemani...
Kau pergi…
Membawa kata yang tiada lagi menerangi indahnya lentera hati...
Hati begitu hitam Sampai ternangis tanpa jejak 
Di ikat erat kehampaan...

Kini sepiku kembali datang bersama hujan yang tiada mereda...
Kau lenteraku…
Tetaplah menerangi hidupku…..
Jangan padamkan sinarmu……
Sekalipun hidup tiada lagi kumiliki…

jiwa ini terasa kosong

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu... Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya... Dan kematian adalah sesuatu yang pasti Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu...

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, Adalah kenyataan bahwa kematian benar- benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati

hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi ... Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.. Pada air mata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang ...

Pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada ... Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini... Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang.. tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini..

Selamat jalan... Kau Dari-Nya, dan kembali pada-Nya ... kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada... selamat jalan sayang... cahaya mataku, penyejuk jiwaku... selamat jalan... calon bidadari surgaku...

Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh dan akhlak yg mulia, akan senantiasa bersemi, tak lekang karena sinar matahari dan tak luntur karena hujan dan tak akan putus walaupun ajal menjemput...

 
PUISI KELAM © Copyright | Template By LASKAR PELAYAN KEGELAPAN |